Rabu, 09 September 2015

hubungan antropologi dengan ilmu administrasi negara


A. METODE ILMIAH ANTROPOLOGI




 
Metode Ilmiah dari suatu ilmu pengetahuan adalah segala cara yang digunakan dalam ilmu tersebut, untuk mencapai suatu kesatuan pengetahuan. Tanpa metode ilmiah, suatu ilmu pengetahuan bukanlah suatu ilmu melainkan suatu himpunan pengetahuan saja, tentang berbagai gejala alam atau masyarakat, tanpa ada kesadaran tentang hubungan antara gejala-gejala yang terjadi.

Kesatuan pengetahuan itu dapat dicapai oleh para sarjana ilmu yang bersangkutan melalui 3 tingkatan yaitu: pengumpulan data, penentuan ciri-ciri umum dan sistem, dan verifikasi.

1.   Metode Ilmiah dan Pengumpulan Fakta
Untuk antropologi-budaya, tingkat ini adalah pengumpulan fakta mengenai kejadian dan gejala masyarakat dan kebudayaan untuk pengolagan secara ilmiah. Dalam kenyataan, aktivitas pengumpulan fakta disini tetdiri dari berbagai metode mengobservasi, mencatata, mengolah, dan mendriskripsikan fakta-fakta yang terjadi dalam masyarakat yang hidup.

Pada umumnya, metode-metode pengumpulan fakta dalam ilmu pengetahuan dapat digolongkan ke dalam tiga golongan dan masing-masing mempunyai perbedaan pokok, yaitu:
a.       Penelitian di lapangan (field work)
Peneliti harus menunggu terjadinya gejala yang menjadi objek observasinya itu. Peneliti harus masuk ke dalam objeknya, harus memperhatikan hubungan antara objek dan dirinya sendiri.
b.      Penelitian di laboratorium
Gejala yang akan menjadi objek observasi dapat dibuat dan sengaja diadakan oleh peneliti. Peneliti berada tetap di luar objeknya, tidak ada hubungan dengan objek yang ditelitinya.

c.       Penelitian dalam perpustakaan
Gejala yang akan menjadi objek penelitian harus dicari dari beratus-ratus ribu buku yang beraneka ragam. Peneliti berada tetap di luar objeknya, tidak ada hubungan dengan objek yang ditelitinya.

      Untuk ilmu antropologi-budaya penelitian lapangan merupakan cara yang terpenting untuk mengumpulkan fakta-faktanya; selain itu penelitian diperpusatakaan juga penting. Sedangkan metode-metode  penelitian di laboratorium (yang merupakan metode pengumpulan fakta yang utama dalam ilmu-ilmu alam dan teknologi), hampir tidak berarti.

      Dalam penelitian di lapangan, peneliti datang sendiri dan bergabung dalam suatu masyarakat untuk mendapatkan keterangan tentang gejala kehidupan dalam masyarakat, dan menggunakan metode-metode pengumpulan fakta yang bersifat kualitatif terutama metode wawancara dan catatan hasil (flied note).
      Field note kemudiang harus diolah menjadi suatu karangan deskripsi. Hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat abstraksi dari bahan yang ada dalam bentuk pernyataan-pernyataan.

            Seluruh metode yang digunakan, mulai dari metode pengumpulan bahan konkret tentang suatu masyarakat yang hidup, sampai pada metode untuk mengolah bahan tadi menjadi karangan yang dapat dibaca orang lain, merupakan bidang deskriptif dari ilmu antropologi yang disebut etnografi.


2.   Penentuan Ciri-Ciri Umum dan Sistem
      Hal ini adalah tingkat dalam cara berpikir ilmiah yang bertujuan untuk menentukan ciri-ciri umum dan sistem dalam himpunan fakta yang dikumpulkan dalam suatu penelitian. Proses berpikir di sini berjalan secara induktif; dari pengetahuan tentang peristiwa dan fakta-fakta khusus ke konkret, ke arah konsep-konsep mengenai ciri-ciri umum yang lebih abstrak.

     Ilmu antropologi yang bekerja dengan bahan berupa fakta berasal dari sebanyak mungkin macam masyarakat dan kebudayaan di seluruh dunia, untuk mencari ciri-ciri umum diantara beragam fakta masyarakat tersebut digunakan berbagai metode perbandingan (komperatif). Metode komparatif biasanya dimulai dengan metode klasifikasi. Dalam menghadapi suatu objek penelitian yang beraneka ragam bentuknya, terlebih dahulu peneliti harus meperkecil jumlah keragaman tadi sehingga tersisa hanya beberapa perbedaan pokok.


3.   Verifikasi
Metode untuk verifikasi atau pengujian terdiri dari cara menguji rumusan kaidah-kaidah atau memperkuat pengertian yang telah dicapai, dilakukan dalam kenyataan-kenyataan alam atau masyarakat yang masih hidup.

Disini proses berfikir secara deduktif, yaitu dari perumusan-perumusan umum kembali ke arah fakta-fakta yang khusus. Ilmu antropologi yang lebih banyak mempergunakan metode-metode kualitatif. Dengan menggunakan metode kualitatif, ilmu antropologi mencoba memperkuat perngertian itu dalam kenyataan, yaitu pada beberapa bagian masyarakat yang khusus dan mendalam.

Lawan dari metode-metode kualitatif adalah kuantitatif. Pada metode kuantitatif sering digunakan cara-cara untuk mengolah fakta sosial dalam jumlah yang besar, dan metode itu disebut statistik. Metode statistik dulu memang kurang dipergunakan dalam ilmu antropologi, sementara sekarang mulai menjadi suatu metode analisis yang sangat penting dalam ilmu ini.

Ciri Khas Metode Antropologi
         Pendekatan masalah secara holistik (mendekati kebudayaan sbg satu kesatuan yang terintegrasi)
         Pendekatan masalah secara mikro – cultural context (berfokus pd masalah kebudayaan)
         Pendekatan masalah dengan metode komparatif (membandingkan keragaman kebudayaan utk bisa menghasilkan hukum yg umum atau keteraturan2)

METODE PENDEKATAN ANTROPOLOGI
Cara pandang pendekatan EMIC  dgn metode KUALITATIF, untuk:
-          Memahami kompleksitas, kedalaman dan proses
-          Studi dalam situasi alamiah
-          Cara berpikir induktif
-          Perspektif holistik
-          Perspektif perkembangan, dinamis
-          Orientasi kasus yang unik
-          Cara memperoleh data à netral-empatis
-          Ada fleksibilitas desain penelitian
-          Peneliti jadi instrumen kunci



1.Pendekatan EMIC
         Menggunakan cara pandang masyarakat atau obyek yang diteliti.
         Menggunakan metode KUALITATIF yang bertujuan mendapatkan pemahaman atas suatu gejala yang diteliti.


2.Pendekatan ETIC
         Menggunakan cara pandang peneliti yang diterapkan terhadap obyek.
         Menggunakan metode KUANTITATIF untuk membuktikan atau mengukur suatu gejala.








B.  HUBUNGAN ANTARA ILMU ANTROPOLOGI DENGAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA




 
Antropologi dengan ilmu-ilmu bagiannya mempunyai hubungan yang sangat banyak dengan ilmu-ilmu sosial yang lain. Hubungan ini pada umumnya bersifat timbal-balik. Antropologi memerlukan bantuan ilmu-ilmu itu, dan sebaliknya ilmu-ilmu sosial yang lain juga memerlukan antropologi dalam memecahkan masalah yang dikajinya.

Administrasi Negara adalah suatu bahasan ilmu sosial yang mempelajari tiga elemen penting kehidupan bernegara yang meliputi lembaga legislatifyudikatif, dan eksekutif  serta hal-hal yang berkaitan dengan publik yang meliputi kebijakan publik, manajemen publik, administrasi pembangunan, tujuan negara, dan etika yang mengatur penyelenggara Negara.

Ilmu Antropologi Budaya adalah cabang antropologi  yang berpusat pada penelitian variasi  kebudayaan  di antara kelompok manusia. Antropologi budaya mengumpulkan data mengenai proses ekonomi dan politik global atas budaya lokal.

Hubungan antara Ilmu Administrasi Negara dengan Ilmu Antropologi Budaya terletak pada sistem ekonomi dan politik yang atas dasar budaya dalam masyarakat, dari sini seorang yang ingin mengatur administrasi negara harus memahami betul bagaimana sistem ekonomi yang terjadi dalam masyarakat dan negara dan bagaimana politik itu bisa dijalankan dengan baik karena mengikuti sistem kebudayaan dalam masyarakat.

Di dalam ilmu administrasi negara, dikenal suatu konsep yaitu sistem administrasi negara. Setiap negara pasti memiliki sistem administrasi negara masing-masing. Sistem ini tidaklah berdiri sendiri, tapi dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, termasuk dari ilmu antropologi. Dengan kata lain, antropologi mempengaruhi sistem administrasi negara di sebuah negara. Ilmu antropologi itu sendiri mempelajari budaya yang ada di dalam suatu masyarakat. Dengan demikian, budaya di dalam masyarakat tersebut akan mempengaruhi sistem administrasi negara.

Di Indonesia ilmu administrasi tentu akan menghadapi masalah-masalah seperti ilmu ekonomi. Lagi pula, bahan keterangan mengenai masalah yang berhubungan dengan agraria yang kompleks dan sangat penting dalam ilmu administrasi dan hanya bisa didapatkan berdasarkan metode antropologi.

sumber:ynr

Tidak ada komentar:

Posting Komentar